3. Nahum menggambarkan bagemana Niniwe jatuh (2:1-3:19)
#### Tentang apakah Kitab Nahum?
Kitab Nahum berisi nubuatan bagemana TUHAN akan hakimi dan hukum Niniwe.
Niniwe itu ibu kota dari kerajaan Asyur. Orang Asyur su taklukkan kerajaan Israel Utara. Trus dong ancam kerajaan Selatan Yehuda. Kitab ini kase Yehuda harapan kalo Asyur nanti dapa kase kalah.
"Kitab Nahum" ato hanya "Nahum" tu judul asal untuk kitab ini. Penerjemah bisa pilih untuk sebut de "Nahum pu kata-kata." (Liat: [[rc://*/ta/man/translate/translate-names]])
Nahum ditulis sbelum Niniwe jatuh sekitar tahun 612 SM. Nahum juga kase tau kehancuran Tebes, kota di Mesir, yang terjadi sekitar tahun 663 SM. Deng begitu, kitab Nahum kemungkinan ditulis di antara tahun 663 atau 612 SM (Liat: [[rc://*/tw/dict/bible/kt/prophet]])
# Pikiran-pikiran Religius dan Politik yang Penting
#### Apakah yang menjadi kepentingan penggambaran dari belalang dalam Nahum 3:15-17?
Srangan belalang sering terjadi di bagian selatan Yehuda. Jenis belalang tertentu akan datang dalam jumlah sangat banyak. Belalang yang luar biasa banyak skali itu nanti buat langit jadi hitam kaya awan hitam yang pele sinar matahari. Dong biasa datang setlah masa kemarau yang panjang. Stiap panen yang ada di ladang dong biasa datang dan kase habis smuanya sampe ke de pu daun-daun. Belalang tra bisa kase stop dan buat kerusakan yang parah skali. Makanya itu, serangan belalang ini jadi gambaran kekuatan dari serangan militer di Perjanjian Lama.
Bahasa asli Perjanjian Lama pake nama yang berbeda untuk belalang. Tra bisa dipastikan apakah nama-nama itu ditujukan ke berbagai jenis blalang ato untuk berbagai tingkatan/pertumbuhan dari belalang. Untuk alasan ini, berbagai arti Alkitab ada pu perbedaan dalam mengartikan istilah-istilah itu.
# Bagian 3:
# Isu-Isu Terjemahan yang Penting
#### Prasaan-prasaan yang hadir dalam diri berbagai pembicara di dalam Kitab Nahum?
Pas Nahum bicara ke bangsa Israel, de ingin hibur dong.
Pas Nahum dan TUHAN bicara tantang Niniwe, dong sering ejek orang-orang Niniwe. Cara bicara ini mirip deng gaya bicara di Timur Dekat kuno ketika para penakluk tertawa dong pu korban.